Senin, 02 Desember 2013

Apa artinya sebuah Pela?

Pela yaitu sebuah aliansi yang dapat terbentuk antara desa-desa di Maluku dan yang membawa sebuah sistem hak dan kewajiban tersendiri- dianggap sebagai ciri khas budaya Maluku (walaupun ada beberapa daerah di Maluku yang tidak mengenal sistem tersebut). Sama halnya di Belanda, banyak orang-orang Maluku yang melihat pela sebagai pilar dari identitas mereka.

Di masa lalu, aliansi pela terbentuk ketika desa-desa saling mendukung satu sama lain pada masa perang atau ketika terdapat acara-acara khusus yang menghasilkan pembentukan pela. Desa-desa dengan latar belakang agama yang berbeda juga dapat saling membentuk pela. Aturan aliansi ini –yaitu saling membantu dan menghormati- berlaku bagi semua penduduk desa yang tergabung. Contoh larangan yang sering ada ialah perkawinan sesama pela. Jika anda pela, anda tidak dapat menikah sesama pela lainnya. Orang-orang Maluku di Belanda, pada umumnya masih menghormati tradisi pela. Jika anda adalah pela dengan satu sama lain, hubungan tersebut dirasakan sebagai ikatan keluara. Dengan demikian anda saling membantu dan mendukung.

Di Maluku sendiri, terdapat pertemuan rutin yang sering disebut ‘Panas Pela’. Secara harifiah ini berarti: pemanasan pela. Melalui pertemuan seremonial seperti ini, aliansi pela yang umurnya kadang-kadang mencapai 100 tahun, diperbaharui. Kontak antar sesama, sesuai arti harafiahnya, dijaga dengan hangat.

Jaman sekarang, biasanya orang-orang melihat Maluku pada pela dan tradisi lainnya sebagai sarana untuk membantu penduduknya untuk hidup secara harmonis setelah adanya kekerasan beberapa tahun terakhir ini.

Pantai Ngurbloat - Maluku Tenggara


Pantai Ngurbloat yang terletak di Desa Ngilngof di bagian barat Pulau Kei Kecil dan berjarak sekitar 20 kilometer dari Tual, ibukota Kabupaten Maluku Tenggara. Daerah Pantai Ngurbloat dapat dicapai dengan menggunakan mobil sewaan ataupun angkutan umum yang berpangkalan di Pasar Ohoijang, Langgur. Perjalanan dari Tual ke Pantai Ngurbloat ditempuh sekitar satu jam. Tanah di daerah Pulau Kei Kecil yang berupa batu karang menyebabkan hanya tanaman jenis tertentu yang dapat tumbuh disana. Jarang sekali ditemukan pohon-pohon besar dan rimbun. Untuk ke Maluku Tenggara sendiri, wisatawan dapat menggunakan pesawat ataupun kapal laut dari Kota Ambon. Perjalanan dari Bandara Pattimura, Ambon, menuju bandara Dumatubun di Langgur ditempuh sekitar 1,5 jam dengan menggunakan pesawat berbadan kecil. Hampir setiap hari terdapat penerbangan dari Kota Ambon menuju Langgur dengan maskapai yang berbeda-beda.


Pantai Ngurbloat yang mempunyai arti “Pantai Pasir Panjang” sudah menjadi salah satu pantai yang menjadi tempat wisata utama di Maluku Tenggara. Sesuai dengan artinya, pantai pasir putih ini memanjang hingga tiga kilometer. Keistimewaan Pantai Ngurbloat adalah pasir pantainya. Selain bentangan pasir pantai yang sangat luas, warna pasir pantai Ngurbloat putih cerah dan memiliki tekstur yang sangat lembut dan halus. Kondisi itulah yang membedakan Ngurbloat dengan pantai lainnya. Dalam kondisi mendung pun, pasir pantai tetap terlihat berkilau dan cukup menyilaukan mata. Kelembutan pasir yang ada di Pantai Ngurbloat konon diyakini masyarakat hanya dapat ditandingi oleh kelembutan tepung.

Saat memasuki areal pantai yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari jalan raya Desa Ngilngof, para wisatawan akan disambut oleh lambaian pohon kelapa yang menjulang tinggi. Namun, hati-hati saat menapaki jalan pantai, terutama bila musim hujan. Jalan masuk menuju pantai yang terbuat dari batu karang sangat licin. Hamparan luas pasir putih di Ngurbloat itu sangat menyenangkan bagi mereka yang senang berjalan-jalan dan bermain di pinggir pantai. Bagi yang hobi berolahraga, Ngurbloat cocok untuk tempat bermain voli pantai, sepak bola, atau lari pagi.

Tanah di Pulau Kei Kecil yang berupa batu karang menyebabkan hanya tanaman jenis tertentu yang dapat tumbuh di sana. Jarang sekali ditemukan pohon–pohon besar dan rimbun. Untuk ke Maluku Tenggara sendiri, wisatawan dapat menggunakan pesawat terbang ataupun kapal laut dari Ambon. Perjalanan dari Bandar Udara Pattimura, Ambon, menuju Bandar Udara Dumatubun di Langgur ditempuh sekitar 1,5 jam dengan menggunakan pesawat berbadan kecil.




Gayatri Menguasai 13 Bahasa


Gayatri Wailissa, seorang remaja putri kelahiran Ambon, Maluku, dari pasangan Deddy Darwis Wailissa dan Nurul Idawaty. Anak cerdas dan berbakat ini menunjukkan bahwa siapapun dapat maju. Seperti dirinya yang datang dari keluarga sederhana. Ayahnya hanyalah seorang pengrajin kaligrafi kaki lima sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga. Di usianya yang baru 16 tahun Gayatri telah mampu berkomunikasi dalam 13 bahasa asing. Segudang prestasi pun pernah dia raih, mulai dari level nasional hingga internasional.

Ketertarikan Gayatri dalam mempelajari berbagai bahasa bermula saat Ia sedang menonton kartun berbahasa Inggris saat berusia 10 tahun. Karena tidak mengerti apa yang diucapkan dalam kartun itu, Gayatri merasa penasaran dan tertarik untuk belajar bahasa Inggris. Menurut Gayatri, Ia tak pernah menempuh sebuah kursus untuk menguasai sebuah bahasa. Ia hanya belajar melalui buku, flm dan musik. Ia juga punya kebiasaan unik berbicara dalam bahasa asing di depan cermin guna memperlancar kemampuan berbahasanya. Hingga saat ini Gayatri telah menguasai 13 bahasa asing meliputi bahasa Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, India, Rusia dan Thailand.

Selain kemampuannya dalam bidang bahasa, Gayatri juga memiliki bakat dan prestasi dalam banyak bidang lain. Di waktu luangnya, Gayatri aktif diberbagi bidang diantaranya adalah instruktur teater, penyiar radio, penerjemah bahasa, dan bahkan menulis berbagai karya sastra. Ia juga pernah meraih medali perunggu dalam Olimpiade Sains Astronomi 2012. Tidak hanya itu Ia juga menjadi wakil Indonesia untuk Duta Anak tingkat ASEAN. Ia bahkan menjadi delegasi tunggal (anak) Indonesia yang mewakili Konferensi ASEAN tahun 2012 di Thailand dan delegasi tunggal (anak) Indonesia dalam konferensi ASIA-Pasifik tahun 2013 di Nepal. Di konferensi tersebut, Gayatri kerap mempresentasikan isu-isu dan solusi terkait permasalahan anak.

Ada pengalaman unik saat Gayatri mewakili Indonesia dalam Convention on the Right of the Child (CRC) atau Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN di Thailand. Dalam forum tersebut kebanyakan pesertanya hanya menggunakan bahasa asalnya saat berbicara. Melihat keadaan ini Gayatri lalu menwarkan diri untuk menjadi penerjemah bagi anak-anak yang lain. Berkat aksinya ini kemampuan Gayatri dalam berbahasa mendapat apresiasi dari peserta lain dan Ia mendapatkan gelar doktor.

Berkat kemampuannya berbahas asing dan berbagai prestasinya, Gayatri mendapat banyak tawaran beasiswa untuk belajar di luar negeri. Ia juga mendapatkan berbagai tawaran untuk bekerja di beberapa organisasi dunia termasuk PBB. Hanya saja sampai saat ini Ia belum memutuskan kemana Ia akan melanjutkan masa depannya. Yang jelas Ia berharap dimasa depan Ia akan bisa menjadi seseorang yang berguna bagi bangsa ini.

Ada sebuah petikan kata-kata Gayatri yang sangat berkesan bagi Saya “tidaklah penting siapa kita, yang terpenting adalah apa yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan apa yang mampu kita perbuat”. Saya berharap akan ada lebih banyak Gayatri-Gayatri lain yang terus bermunculan di negeri ini. Dan semoga generasi baru ini bisa membawa perubahan pada negara kita, Indonesia, menuju kearah yang lebih baik.

Misteri Kupu - Kupu Raksasa (Pulau Seram)

Misteri Kupu - Kupu Raksasa (Pulau Seram)

24 tahun silam, Pulau Seram sempat menjadi perhatian ilmuan internasional sebagai pusat laboratorium alam. Terbukti dengan berlangsungnya serangkaian penelitian pada tahun 1987 yang dilakukan oleh ilmuan dan tentara inggris guna menguak mitos kupu-kupu rakasa dikawasan hutan tropis.

Operation Raliegh adalah sebuah nama dari rangkaian penelitian tersebut. Misi utamanya tidak lain mendokumentasikan berbagai hal tentang flora dan fauna di areal hutan lumut dan batuan karts. Tidak hanya itu saja fokus penelitian ini hanya daerah yang masih perawan hutannya.

Pada kenyataannya penelitian ini berhasil menemukan apa yang mereka cari. Penelitian yang berlangsung selama empat tahun sampai membangun camp di ketinggian 1392 diatas permukaan laut dengan tipografi kemiringan 75 derajat. Menurut cerita, lokasi mereka menemukan kupu-kupu yang dimaksud, namun bukti otentik mengenai penelitian ini tidak jelas keberadaannya.

Oman (37) dari desa Manusela bercerita ketika dirinya dulu ikut penelitian ini, mereka memang menemukan kupu-kupu raja. Tapi beta seng lihat aslinya, cuma lihat dibukunya saja itupun foto copy, jadi gambar tidak jelas.  

Camp ini dimanfaatkan sebagai pusat penelitian terhadap Fauna jenis kupu-kupu, masyarakat setempat menyebut camp ini sebagai lapangan Inggris. Mereka hanya menemukan 90 jenis kupu-kupu yang ada di hutan ini, dua diantaranya adalah jenis kupu-kupu endemik Pulau Seram, yaitu Epimastidia staudingeri dan Hypochrysops dolechallii.  

Menurut cerita masyarakat setempat, kupu-kupu raksasa atau biasa di kenal kupu-kupu raja akan hadir pada waktu tertentu saja. Yakni jika ada pendaki yang tidak melakukan prosesi adat dari penduduk desa maka kupu-kupu tersebut akan muncul untuk menghalangi pandangan dengan sayapnya yang besar ketika si pendaki tersebut berjalan. Selain itu fauna jenis ini juga muncul pada bulan-bulan tertentu dan hanya orang yang memiliki kempauan khusus yang bisa melihatnya. 

Entah benar atau tidak tidak ada yang tahu, masyarakat yang tinggal di kawasan Taman nasional Manusela pun tidak pernah melihatnya. Hanya dokumentasi dari Operation Raliegh yang bisa diandalkan sebagai bukti terakhir, mengenai keberadaan buku tersebut juga tidak ada yang tahu dimana rimbanya. Hanya para mereka saja yang bisa menjawab benar atau tidaknya keberadaan kupu-kupu raja.

Pantai Jikumerasa (Namlea)

Obyek wisata pantai yang terkenal salah satunya di Namlea adalah Pantai Jikumerasa. Tempatnya menyuguhkan pesona alam pantai untuk semua orang yang mau melepaskan kepenatan rutinitas kerja. Dengan jarak tempuh 1 jam perjalanan dari kota, berada di Kecamatan Namlea, membuat pantai Jikumerasa salah satu tempat favorit liburan di Kabupaten Buru.

Pantai Jikumerasa selalu penuh disaat akhir pekan, jikalau menginginkan ketenangan pantai maka datanglah pada hari kerja, disitu seolah-olah pantai pribadi.

Untuk masuk ke dalam pantai tidak dipungut biaya sepeserpun, terheran juga bagaimana mungkin pantai seindah ini tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah sehingga tidak dipungut biaya. Jikumerasa masih dikelola secara swadaya oleh masyarakat setempat, sayang sekali padahal pariwisata ini sangat indah dan pastinya bisa menghasilkan banyak devisa bagi Kabupaten Buru.

Disana kita bisa melihat pasir putih yang membentang serta ombak tenang dengan langit biru yang tenang, membuat hati riang saat menikmatinya. Permukaan laut sangat jernih, tidak sedikit yang datang ke pantai hanya duduk di bibir pantai dan mencelupkan kaki sambil mengintip dasar laut.

Bila ingin snorkling bisa dilakukan juga di pantai ini, tapi sayangnya tidak ada tempat penyewaan alat-alat snorkling sehingga semua pengunjung harus membawa sendiri peralatannya. Penduduk lokal ada disekitar pantai dan siap membantu pengunjung.
Wisata alam lautnya tersaji seperti sebuah lukisan alam yang disertai desiran ombak, benar-benar kesegaran tersendiri bagi para pecinta pantai dan surfing.

Jangan lewatkan salah satu pesona Pantai Jikumerasa adalah saat-saat dimana matahari mulai tenggelam di balik bukit yang mengitari pesisir pantai, pemandangan ini menjadi magnet yang membuat pengunjung teringat akan Jikumerasa. Benar-benar menjanjikan sebuah surga bagi mereka yang menyukai pesona wisata pantai.

Mahkota Berambut (Ternate)

Mahkota Berambut (Ternate)

Sebagai Kota Heritage, Ternate memiliki karakteristik sebagai kota Tua yang penuh dengan lika liku perjalanan sejarah panjangnya. Hal ini ditandai dengan adanya peninggalan situs bersejarah, seperti Keraton Kesultanan Ternate (1673), Masjid Sultan Ternate (1679), serta Benteng-benteng peninggalan Portugis benteng Kastela/Nosa Senhora de Rosario, Benteng Orange, Benteng Tolluko, Benteng Kalamata dll) yang hingga kini masih terjaga dengan baik. Di usianya yang telah mencapai 7 abad ini pantaslah Ternate (di zamannya kolonial) menjadi rebutan karena merupakan daerah penghasil rempah-rempah, salah satu bukti sejarah yang hingga kini dijadikan sebagai kawasan wisata agro adalah Cengkeh Afo (cengkeh tertua).
Disamping keelokan sejarah panjangnya yang mendunia tersebut, ada satu keunikan dari tanah moluku kieraha yang pantas untuk diangkat dan diketahui oleh kita sebagai generasi yang memiki kepedulian terhadap budaya bangsa. Yup! Hal yang saya maksud tersebut adalah peninggalan bersejarah berupa mahkota agung sultan ternate.
Mahkota Berambut (Ternate)
Tak banyak referensi tertulis yang menjelaskan kapan dan dari mana mahkota ini berasal dan dibuat, namun keberadaannya menurut beberapa kalangan sudah ada sejak kepemimpinan raja ternate yang pertama Kolano Cico alias Masyhur Malamo (1257), hingga kini sultan ternate yang ke 48 (Sri Sultan Mudaffar Syah II) pusaka kesultanan tersebut masih terawat dan dijaga dengan baik oleh pihak keraton.
Mahkota Berambut (Ternate)

Danau Tolire (Maluku Utara - Ternate)

Danau Tolire berada di bawah kaki Gunung Gamalama, Ternate, Maluku Utara, Banyak sekali misteri yang tersimpan di danau ini, dan belum ada penjelasan ilmiah dari fenomena tersebut. Jika Anda hobi jalan - jalan atau berwisata, tidak ada salahnya Anda mengunjugi danau ini.
Danau Tolire
Danau Tolire berada di bawah kaki Gunung Gamalama, gunung api tertinggi di Maluku Utara. Danau itu sendiri terdiri dari dua buah. Masyarakat setempat menyebutnya Danau Tolire Besar dan Danau Tolire Kecil. Jarak antara keduanya hanya sekitar 200 meter.
Dari kedua danau ini, Danau Tolire Besar memiliki keunikan tersendiri. Danau ini menyerupai loyang raksasa. Dari pinggir atas hingga ke permukaan air danau dengan kedalaman sekitar 50 meter dan luas sekitar 5 hektar. Sementara kedalaman danau itu sendiri hingga kini tidak diketahui. Sampai saat ini belum ada yang mengukur kedalaman danau ini. Tetapi menurut cerita leluhur, kedalamannya berkilo-kilo meter dan berhubungan langsung dengan laut.

Danau Tolire Besar ber-air tawar dengan berbagai macam ikan hidup di situ. Namun, warga masyarakat setempat tidak ada yang berani menangkap ikan atau mandi di danau itu. Mereka meyakini bahwa danau yang airnya berwarna coklat kekuning-kuningan itu, dihuni oleh banyak buaya siluman. Hingga kini, kebenaran akan cerita tersebut masih menjadi misteri.

Keunikan lain dari danau ini adalah kalau melempar sesuatu ke danau, bagaimana pun kuatnya lemparan dengan menggunakan batu atau benda lain, misalnya, tidak akan pernah menyentuh air danau. Padahal saat melempar dari pinggir atas danau, air danau terlihat berada di bawah kaki si pelempar. Barangkali mereka yang pertama kali berkunjung ke danau itu, tidak akan percaya dengan fakta itu. Ini cerita misteri lain dari danau tersebut.
Danau Tolire
Namun, mereka boleh mencoba melemparnya setelah membeli batu yang banyak dijual di pinggir danau. Sejauh ini tidak seorang pun mampu melemparkan batu-batu itu hingga menyentuh permukaan air danau. Aneh bukan? 
Menurut warga masyarakat setempat, banyak harta karun tersimpan di dasar Danau Tolire Besar. Harta karun ini milik masyarakat Kesultanan Ternate saat Portugis menjajah Ternate abad ke-15. Masyarakat Ternate saat itu banyak membuang hartanya yang berharga ke dalam danau agar tak dirampas tentara Portugis.

Sejauh ini belum ada instansi atau pihak tertentu yang melakukan penyelidikan secara khusus atas kebenaran pengakuan masyarakat itu. Namun beberapa waktu lalu, seorang anggota Brimob dengan menggunakan sonar mendeteksi benda-benda yang ada di dasar danau. Hasilnya, terindikasi ada benda-benda logam ‘bersemayam’ di dasar danau itu.
Danau Tolire Besar dan Tolire Kecil, menurut cerita masyarakat setempat, dulunya adalah sebuah kampung yang masyarakatnya hidup sejahtera. Kampung ini kemudian dikutuk menjadi danau oleh penguasa alam semesta, karena salah seorang ayah di kampung itu menghamili anak gadisnya sendiri.
Danau TolireSaat ayah dan anak gadisnya yang dihamilinya itu akan melarikan diri ke luar kampung, tiba-tiba tanah tempat mereka berdiri anjlok dan berubah menjadi danau. Danau Tolire Besar dipercaya sebagai tempat si ayah. Sedangkan Danau Tolire Kecil diyakini sebagai tempat si gadis.
Untuk mengunjungi Danau Tolire Besar dan Tolire Kecil, tidaklah sulit. Untuk mencapai tempat itu hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit dari pusat kota Ternate, dengan menggunakan mobil carteran, atau menyewa ojek sepeda motor dengan tarif puluhan ribu per jam.
Saat mengunjungi Danau Tolire Besar, banyak objek wisata lainnya yang bisa dinikmati, seperti keindahan panorama puncak Gunung Gamalama, sejumlah benteng peninggalan Portugis dan makan Sultan Babullah, Sultan Ternate yang paling terkenal - yang terdapat di jalan menuju danau tersebut.

Selain itu, ‘kita’ dapat pula menikmati keindahan pasir putih Pantai Sulamadaha, yang terletak hanya sekitar tiga kilomerer dari Danau Tolire Besar. Dari sini, pengunjung juga bisa menyewa perahu untuk memancing ikan atau pergi menyelam menyaksikan keindahan panaroma bawah laut di sekitar pantai itu.

Yang Unik dari Danau Ini adalah :
- Bentuknya : Seperti loyang raksasa
- Masyarakat tidak ada yang berani menangkap ikan atau mandi di danau itu.
- Konon danau Tolire dihuni banyak buaya siluman
- Bila melempar sesuatu ke danau, lemparan tersebut tidak akan pernah menyentuh air danau.
- Banyak harta karun tersimpan di Danau Tolire Besar. Harta karun ini milik masyarakat Kesultanan Ternate saat Portugis menjajah Ternate abad ke-15. Masyarakat Ternate saat itu banyak membuang hartanya yang berharga ke dalam danau agar tak dirampas tentara Portugis.

Wisata di Maluku Utara

Seperti yang sudah banyak diketahui bahwa Maluku, contohnya Maluku Utara, merupakan salah satu tempat yang kaya akan budaya, seni, tradisi, dan keindahan alam yang elok.
Tidak heran jika banyak Tempat Wisata di Maluku Utara yang masuk dalam agenda para traveler.
Maluku Utara menjadi tempat menarik bagi banyak pecinta traveling untuk memenuhi kegemarannya mengunjungi tempat-tempat menarik di Indonesia. Berbagai jenis wisata dapat dipilih disana.
Tidak terbatas pada wisata alam yang menyegarkan pikiran, tetapi juga sarat akan wisata budaya dan sejarah yang menarik untuk dikunjungi.

Wisata Alam
Wisata alam menjadi salah satu tujuan yang biasa dicapai oleh banyak para wisatawan. Dengan adanya berbagai keindahan alam yang masih sangat alami, kita dapat menyegarkan kembali pikiran serta melepaskan kepenatan.
• Pulau Maitara
Pulau Maitara menjadi salah satu Tempat Wisata di Maluku Utara yang sangat terkenal karena terpampang pada salah satu sisi uang seribuan yang dikeluarkan oleh BI. Pulau ini sangat eksotis dan terletak diantara pulau Ternate serta Tidore.
Pulau ini dirawat dan terjaga keindahannya. Lingkaran pantai yang berpasir putih menjadi keindahan tersendiri pulau ini. keindahan bawah lautnya pun patut diacungi jempol.
• Pantai Sulamadaha
Photograph Parked Boat at Sulamadaha Beach by aziz rifai on 500px
Pantai Sulamadaha merupakan salah satu objek wisata alam yang menjadi tujuan wisata yang patut di masukkan dalam daftar Tempat Wisata di Maluku Utara ketika kita ke sana.
Pantai ini memiliki pasir berwarna hitam namun nyaman untuk bersantai. Diving dan snorkeling menjadi aktivitas menyenangkan disana.

Keindahan teluk Saomadaha membuat pantai ini terlihat sempurna. Teluk ini terletak di bagian kiri atau ke barat dari pantai. Berbagai aktivitas menyenangkan dapat dilakukan, terutama bagi mereka yang menyukai tantangan.

Wisata Budaya dan Sejarah
Selain keelokan alam di Maluku Utara, keunikan dan lestarinya budaya dan sejarah disana sangat menarik untuk ditelusuri. Terdapat beberapa Tempat Wisata di Maluku Utara yang dapat dikunjungi untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap budaya dan sejarah di sana.

• Benteng Toluko
Berbagai bangunan peninggalan sejarah dapat ditemukan di Maluku Utara. Bangunan tersebut memiliki nilai sejarah dan budaya tersendiri. Salah satunya ialah benteng Toluko yang merupakan benteng peninggalan Portugis dan Belanda ini.
Benteng ini terletak di kota Ternate di kawasan utara. Meskipun benteng ini dibangun pada tahun 1540, namun bangunan ini sangat terawat sehingga dapat dikunjungi sebagai salah satu tujuan wisata sejarah dan budaya kita.

• Kesultanan Ternate
Kesultanan ternate atau juga disebut sebagai Kedaton Ternate menjadi salah satu Tempat Wisata di Maluku Utara yang terkenal. Kesultanan ini terletak di atas perbukitan Limau Santosa. Memiliki luas lebih dari 44.000 meter persegi.
Di sini disimpan berbagai benda peninggalan sultan ternate, salah satunya yang melegenda ialah mahkota raja Ternate. Mahkota ini sangat unik karena terdapat helaian rambut yang terus tumbuh meskipun selalu dipotong ketika hari raya Qurban.

Biografi Martha Christina Tiahahu

Martha Christina Tiahahu
Martha Christina Tiahahu (lahir di Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 – meninggal di Laut Banda, Maluku, 2 Januari 1818 pada umur 17 tahun) adalah seorang gadis dari Desa Abubu di Pulau Nusalaut. Lahir sekitar tahun 1800 dan pada waktu mengangkat senjata melawan penjajah Belanda berumur 17 tahun. Ayahnya adalah Kapitan Paulus Tiahahu, seorang kapitan dari negeri Abubu yang juga pembantu Thomas Matulessy dalam perang Pattimura tahun 1817 melawan Belanda.
Martha Christina tercatat sebagai seorang pejuang kemerdekaan yang unik yaitu seorang puteri remaja yang langsung terjun dalam medan pertempuran melawan tentara kolonial Belanda dalam perang Pattimura tahun 1817. Di kalangan para pejuang dan masyarakat sampai di kalangan musuh, ia dikenal sebagai gadis pemberani dan konsekwen terhadap cita-cita perjuangannya.
Sejak awal perjuangan, ia selalu ikut mengambil bagian dan pantang mundur. Dengan rambutnya yang panjang terurai ke belakang serta berikat kepala sehelai kain berang (merah) ia tetap mendampingi ayahnya dalam setiap pertempuran baik di Pulau Nusalaut maupun di Pulau Saparua. Siang dan malam ia selalu hadir dan ikut dalam pembuatan kubu-kubu pertahanan. Ia bukan saja mengangkat senjata, tetapi juga memberi semangat kepada kaum wanita di negeri-negeri agar ikut membantu kaum pria di setiap medan pertempuran sehingga Belanda kewalahan menghadapi kaum wanita yang ikut berjuang.
Martha Christina Tiahahu
Di dalam pertempuran yang sengit di Desa Ouw – Ullath jasirah Tenggara Pulau Saparua yang nampak betapa hebat srikandi ini menggempur musuh bersama para pejuang rakyat. Namun akhirnya karena tidak seimbang dalam persenjataan, tipu daya musuh dan pengkhianatan, para tokoh pejuang dapat ditangkap dan menjalani hukuman. Ada yang harus mati digantung dan ada yang dibuang ke Pulau Jawa. Kapitan Paulus Tiahahu divonis hukum mati tembak. Martha Christina berjuang untuk melepaskan ayahnya dari hukuman mati, namun ia tidak berdaya dan meneruskan bergerilyanya di hutan, tetapi akhirnya tertangkap dan diasingkan ke Pulau Jawa.
Di Kapal Perang Eversten, Martha Christina Tiahahu menemui ajalnya dan dengan penghormatan militer jasadnya diluncurkan di Laut Banda menjelang tanggal 2 Januari 1818. Menghargai jasa dan pengorbanan, Martha Christina dikukuhkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Ikan Asap Khas Ambon

Onia (47) saat menjajakan ikan asap, kuliner khas Ambon, dagangannya di Kawasan Galala, Kecamatan Sirimau, Ambon.
Mengunjungi Ambon di Provinsi Maluku, berarti Anda harus siap-siap menemui begitu banyak potensi alam dan kuliner khas Nusantara. Paduan gugusan pulau dan hamparan laut luas dari perairan timur Indonesia, membuat daerah berpenduduk sekitar 51.000 ribu jiwa itu sering menjadi destinasi wisata turis domestik maupun mancanegara. 
Salah satu kuliner khas yang paling digemari di Kota Ambon adalah ikan asap atau biasa disebut "Ikan Asar". Bukan hanya turis domestik yang menyukai hidangan tradisional itu, puluhan wisatawan yang datang dari sejumlah negara di Eropa, menjadi salah satu penikmat wisata kuliner ini. 

"Ini adalah masakan asli nenek moyang kita. Banyak yang datang dari luar kota hingga orang Belanda mencari ikan ini untuk dibawa mereka pulang ke rumahnya," ujar Onia (51), saat ditemui Kompas.com di kawasan Galala, Ambon. Onia adalah salah satu pedagang ikan asap di Galala, yang sudah hampir 10 tahun menjual ikan asap.

Di kota Ambon, Anda tidak akan sulit mencari makanan favorit masyarakat setempat ini. Cukup berjalan ke kawasan Galala di Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Anda bisa melihat jejeran kios-kios pedagang yang menjajakan ikan asap dengan berbagai ukuran dan jenis. 

Dari bentuknya, Anda akan melihat warna coklat kemerah-merahan dari pembakaran. Di tengahnya disisipi bambu untuk membelah badan ikan. Biasanya, jenis ikan yang dijual adalah ikan cakalang atau ikan tuna, yang merupakan hasil tangkapan para nelayan setempat. 

Onia mengungkapkan, dalam sehari dirinya bisa mengasap sekitar 20 ekor ikan. Meski belum tentu habis dalam satu hari, ia tak khawatir. Sebab, ikan asap bisa bertahan hingga 5 hari setelah pengasapan. Bahkan, dapat mencapai satu minggu jika dimasukan ke dalam lemari pendingin. 

"Setelah ikan ditangkap, lalu langsung diasap dari jam 5 sampai 8 pagi. Saat diasapi, kita olesi bumbu racikan dan minyak sayur agar bisa bertahan lama dan rasanya tetap enak meski disimpan di dalam lemari es," ujar Onia.

Ia membandrol harga ikan asap dengan harga mulai Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per ekor. Para pedagang ikan asap juga sudah menyiapkan sambal khusus agar makanan tersebut terasa lebih nikmat ketika disantap dengan nasi atau hidangan lainnya. 

Sambal itu biasa disebut masyarakat setempat sebagai Colo-colo. Colo-colo terdiri dari rempah-rempah seperti bawang, cabai rawit, tomat, jeruk nipis, daun seledri, dan kecap manis.

Tentang Dr. Johannes Leimena

Dr. Johannes Leimena

Dr. Johannes Leimena adalah pahlawan Indonesia dari Indonesia timur (Maluku)Ia tokoh politik yang paling sering menjabat sebagai menteri kabinet Indonesia dan satu-satunya Menteri Indonesia yang menjabat sebagai Menteri selama 21 tahun berturut-turut 

lahir di AmbonMaluku6 Maret 1905.Leimena merantau ke Batavia dimana ia meneruskan studinya di ELS (Europeesch Lagere School), namun hanya untuk beberapa bulan saja lalu pindah ke sekolah menengah Paul Krugerschool (kini PSKD Kwitang).
Dari sini ia melanjutkan pendidikannya ke MULO Kristen, kemudian melanjutkan pendidikan kedokterannya STOVIA (School Tot Opleiding Van Indische Artsen), Surabaya - cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Geneeskunde Hogeschool (GHS - Sekolah Tinggi Kedokteran) di Jakarta.

Riwayat Perjuangan dan aktivitas
  1. Pada tahun 1926, Leimena ditugaskan untuk mempersiapkan Konferensi Pemuda Kristen di Bandung. Konferensi ini adalah perwujudan pertama Organisasi Oikumene di kalangan pemuda Kristen. Setelah lulus studi kedokteran STOVIA, Leimena terus mengikuti perkembangan CSV yang didirikannya saat ia duduk di tahun ke 4 di bangku kuliah. CSV merupakan cikal bakal berdirinya GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) tahun 1950
  2. Aktif dalam organisasi pergerakan di Jong Ambondan  ikut mempersiapkan Kongres Pemuda Indonesia28 Oktober 1928 
  3. Leimena dikenal sebagai salah satu pendiri Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
  4. Leimena bekerja sebagai dokter sejak tahun 1930 sebagai dokter pemerintah di "CBZ Batavia" (kini RS Cipto Mangunkusumo). Tak lama ia dipindahtugaskan di Karesidenan Kedu saat Gunung Merapi meletus. Setelah itu dipindahkan ke Rumah Sakit Zending Immanuel Bandung. Di rumah sakit ini ia bertugas dari tahun 1931 sampai 1941.
  5. Menjabat sebagai ketua Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dari tahun 1945-1957.
  6. Selain di Parkindo, Leimena juga berperan dalam pembentukan DGI (Dewan Gereja-gereja di Indonesia, kiniPGI), juga pada tahun 1950. Di lembaga ini Leimena terpilih sebagai wakil ketua yang membidangi komisi gereja dan negara.
  7. Leimena dipercaya Presiden Soeharto sebagai anggota DPA (Dewan Pertimbangan Agung) hingga tahun1973Setelah purna tugas di DPA ia kembali melibatkan diri di lembaga-lembaga Kristen yang pernah ikut dibesarkannya seperti Parkindo, DGI, UKI, STT, dan lain-lain. Ketika Parkindo berfusi dalam PDI (Partai Demokrasi Indonesia, kini PDI-P), Leimena diangkat menjadi anggota DEPERPU (Dewan Pertimbangan Pusat) PDI, dan pernah pula menjabat Direktur Rumah Sakit DGI Cikini.

JABATAN

  • Menteri Muda Kesehatan pada Kabinet Sjahrir II (12 Maret 1946 - 2 Oktober 1946)
  • Wakil Menteri Kesehatan pada Kabinet Sjahrir III (2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947)
  • Menteri Kesehatan pada Kabinet Amir Sjarifuddin I (3 Juli 1947 - 11 November 1947)
  • Menteri Kesehatan pada Kabinet Amir Sjarifuddin II (11 November 1947 - 29 Januari 1948)
  • Menteri Kesehatan pada Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 - 4 Agustus 1949)
  • Menteri Negara pada Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 - 20 Desember 1949)
  • Menteri Kesehatan pada Kabinet Republik Indonesia Serikat/RIS (20 Desember 1949 - 6 September 1950)
  • Menteri Kesehatan pada Kabinet Natsir (6 September 1950 - 20 Maret 1951)
  • Menteri Kesehatan pada Kabinet Sukiman-Suwirjo (27 April 1951 - 3 April 1952)
  • Menteri Kesehatan pada Kabinet Wilopo (3 April 1952 - 30 Juli 1953)
  • Menteri Kesehatan pada Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 - 24 Maret 1956)
  • Menteri Sosial pada Kabinet Djuanda (9 April 1957 - 10 Juli 1959)
  • Menteri Distribusi pada Kabinet Kerja I (10 Juli 1959 - 18 Februari 1960)
  • Wakil Menteri Utama merangkap Menteri Distribusi pada Kabinet Kerja II (18 Februari 1960 - 6 Maret 1962)
  • Wakil Menteri Pertama I pada Kabinet Kerja III (6 Maret 1962 - 13 Desember 1963)
  • Wakil Perdana Menteri II pada Kabinet Kerja IV (13 November 1963 - 27 Agustus 1964)
  • Menteri Koordinator pada Kabinet Dwikora I (27 Agustus 1964 - 22 Februari 1966)
  • Wakil Perdana Menteri II merangkap Menteri Koordinator, dan Menteri Perguruan Tinggi & Ilmu Pengetahuan pada Kabinet Dwikora II (24 Februari 1966 - 28 Maret 1966)
  • Wakil Perdana Menteri untuk urusan Umum pada Kabinet Dwikora III (27 Maret 1966 - 25 Juli 1966)
J. Leimena meninggal dunia di Jakarta Pada tanggal 29 Maret 1977. Sebagai penghargaan kepada jasa-jasanya,pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden No 52 TK/2010 pada tahun 2010 memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Dr. Leimena

Pakaian Adat Maluku

Baju Cele Kain Salele
Baju cele ini bermotif garis-garis geometris/berkotak-kotak kecil. Baju cele ini biasanya dikombinasikan dengan kain sarung yang warnanya tidak terlalu jauh berbeda, harus seimbang dan serasi.
Baju cele ini dipakai juga dalam upacara-upacara adat (acara pelantikan raja, acara cuci negeri, acara pesta negeri, acara panas pela dll.) dan di kombinasi dengan kain yang pelekat yang disalele yaitu disarung dari luar dilapisi sampai batas lutut dan dipakai lenso (sapu tangan yang diletakan di pundak).
Pakaian ini dipakai tanpa pengalas kaki atau boleh juga pakai selop. Konde/sanggul yaitu konde bulan yang diperkuat lagi dengan tusukan konde yang disebut haspel yang terbuat dari emas atau perak.

Baju Nona Rok
  • Kebaya putih tangan panjang berlengan kancing dari jenis kain Brokar halus.
  • Pengikat pinggang terbuat dari perak yang disebut pending.
  • Sepatu vantovel hitam dan berkaos kaki putih.
  • Rok dibuat/dijahit lipit kecil sekali dari jenis kain motif kembang kecil-kecil warna merah atau orange.
  • Konde dibuat dari rambut asli atau konde palsu yang siap dipakai yaitu konde bulan.
  • Perlengkapan Konde :
    • Tusuk konde disebut haspel yang dibuat dari emas atau perak.
    • Kak kuping 4 buah ditusuk pada lingkaran konde bentuknya seperti kembang terbuat dari perak atau emas.
    • Sisir Konde diletakan pada bagian tengah dari konde tersebut dibuat juga dari emas atau perak. Bunga Ron dilingkar pada konde tersebut dibuat dari bahan gabus atau papeceda
    Perlengkapan Pakaian Dalam :
    Cole yaitu baju dalam atau disebut kutang yang dipakai/digunakan sebelum memakai kebaya. Ada cole berlengan panjang tapi ada juga cole berlengan pendek dan pada bagian atasnya diberi renda bordir
    Cole dibuat dari kain putih, sedangkan bagian belakang dari cole tersebut disebut belakang cole dibordir bagian belakang.
    Bagian depan cole memakai kancing
    Bagian ujung lengan diberi renda bordir.
    Pakaian nona rok biasanya dipakai oleh pendeta, guru, atau orang terpelajar,keluarga golongan menengah dan keluarga golongan pemerintahan. Pakaian ini dipakai pada acara-acara penting yaitu pesta perkawianan acara kenegaraan dan lain-lain.

    Baniang Putih & Kebaya Dansa
    Baniang Putih :
    • Baniang putih bentuknya seperti kemeja tapi lehernya bundar dan diberi kancing putih.
    • Baniang putih dipakai dibagian dalam pakaian lelaki yaitu kebaya dansa
    Kebaya Dansa :
    • Kebaya dansa bentuknya seperti kemeja leher bundar tidak memakai kancing.
    • Jenis kain boleh polos tapi boleh juga jenis kembang kecil.
    Pakaian ini dipakai pada waktu pesta rakyat oleh lelaki, sedang wanita memakai pakaian rok
    Kebaya Putih Tangan Panjang dan Kain Silungkang
    Terdiri dari  :
    • Kebaya putih tangan panjang dari kain brokar warna putih pakai kancing pada tangan kebaya dan kebaya pakai kancing peniti emas.
    • Cole yaitu baju dalam yang lebih dikenal dengan istilah kutang. Cole ini berelengan sampai ke sikut dan pada bagian atasnya diberi renda. Cole ini dibuat dari kain putih sedangkan bagian belakang yang dikenal dengan istilah belakang cole itu juga dibordir. Bagian depan cole juga memakai kancing.
    • Kain yang dipakai adalah kain silungkang berwarna merah dengan motif kembang berwarna emas.
    • Cenela adalah berupa slop yang dipakai dengan kaos kaki putih. Cenela dihiasi dengan motif kembang berwarna emas.
    • Konde/sanggul yaitu konde bulan yang diperkuat dengan tusuk konde yang disebut karkupeng.
    • Pakaian ini dipakai pada masa lalu oleh wanita-wanita, keluarga raja, keluarga guru, dan keluarga pendeta.
    Kebaya Hitam Gereja
    Terdiri dari :
    • Kebaya ini bermotif baju cele, berlengan panjang dari kain brokar hitam, juga kain sarung dari jenis brokar yang sama. Pakaian ini dipakai boleh memakai kain pikul boleh juga tidak.
    • Cenela hitam dipakai dengan kaos kaki putih.
    • Sapu tangan/lenso berwarna putih dan berenda.
    Konde/sanggul yaitu konde bulan yang diperkuat dengan tusuk konde yang disebut haspel yang terbuat dari emas atau perak.

Lintas Sejarah Maluku

Seperti daerah – daerah lainnya di Indonesia, Maluku sebagai wilayah kepulauan memiliki perjalanan sejarah cukup panjang yang tidak dapat dilepas-pisahkan dari sejarah Indonesia secara keseluruhan.

Meskipun di daerah Maluku belum pernah ditemukan fosil/kerangka manusia purba, namun ada asumsi yang mengatakan, bahwa di Maluku pernah hidup manusia purba yang mempunyai kemiripan dengan manusia Homo Sapiens,

yaitu manusia purba yang hidup sekitar 40.000 tahun SM di daratan Jawa dan pulau – pulau lain di Nusantara ini sebenarnya adalah manusia Australoid, yaitu suatu ras manusia yang punya kemiripan dengan penghuni pertama Pulau Seram.

Sebagai daerah yang cukup subur, Maluku tentu saja mengundang kedatangan kaum migrant dari berbagai kawasan yang menimbulkan gelombang perpindahan dan menghasilkan percampuran kebudayaan antara penghuni lama/asli dengan 

suku-suku pendatang yang kemudian melahirkan suku-suku baru, seperti suku Alune dan suku Wemale yang mendiami Pulau – pulau seram, Buru, dan Halmahera yang di duga merupakan nenek moyang suku – suku Alifuru, Togifil, 

dan Furu-Aru.Pada awal abad ke-7 pelaut – pelaut dari daratan Cina pada masa Dinasti Tang, telah menyinggahi daerah-daerah di kepulauan Maluku untuk mencari rempah –rempah, namun mereka merahasiakannya agar tidak diketahui 

oleh bangsa – bangsa lain dalam mencari rempah- rempah itu.Pada jaman keemasan Kerajaan Sriwijaya di Abad ke-12, Kepulauan Maluku termasuk dalam wilayah kekuasaan kerajaan itu. Pada Abad ke-14, Majapahit mengambil alih kekuasaan 



maritime di hamper seluruh wilayah Asia Tenggara, termasuk pula Kepulauan Maluku. Para pedagarng dari Eropa, seperti Portugis, Spanyol, dan Belanda baru menemukan jalan ke Kepulauan Maluku pada Abad ke-16.Masuknya agama Islam melalui pedagang – pedagang dari Aceh,

Malaka, dan Gresik pada Abad ke-14 dan ke-15 turut memperkenalkan bentuk pemerintahan yang lebih rapi dan teratur, seperti pada Kesultanan Ternate, Tidore, Bacan serta Jailolo. Pada tahun 1512, bangsa Portugis yang telah menemukan jalan ke Kepulauan Maluku dan 

menjalin persahabatan dengan Kesultanan Ternate, diberi izin untuk mendirikan benteng di Pikapoli dan Hitulama serta Mamala. Sembilan tahun kemudian, Spanyol mulai menapakkan kaki di Kepulauan Maluku dan mendirikan benteng di Tidore.Tahun 1570, karena kalah perang 

dengan Kesultanan Ternate yang diperintahkan Sultan Baabullah, Portugis diusir dari Ternate dan pindah ke Ambon. Tahun 1577 armada Inggris tiba di Ternate. Bangsa Belanda pun mulai mengincar Maluku dan membantu Hitu dalam perang melawan Portugis di Ambon dan Portugis

akhirnya dapat dikalahkan dan harus menyerahkan benteng pertahanannya yang ada di Ambon kepada Belanda, demikian pula dengan bentent Inggris di Kambelo – Pulau Seram. Sejak saat itu, Belanda menguasai sebagian besar kepulauan Maluku. Posisi Belanda semakin kuat dengan 

berdirinya VOC pada tahun 1602 sehingga Belanda praktis menjadi pemegang monopoli perdagangan rempah – rempah di Kepulauan Maluku. Untuk memperkuat kedudukannya di Maluku, Belanda membentuk badan administratif yang disebut Governement van Amboina, demikian pula di Banda, 

Kei, Aru, Tanimbar serta teon-Nila Serua yang berada di bawah pengawasan Governement van Banda.System monopoli yang diterapkan Belanda dalam perdagangan rempah –rempah lambat laun mengundang perlawanan rakyat Maluku yang merasa tidak suka dengan penerapan system monopoli tersebut, 

sehingga muncullah perlawanan rakyat dimana – mana terhadap belanda. Tahun 1643 Kakiali mengobarkan perlawanan terhadap Belanda. Tahun 1644 Tulukabessy dan Fatiwani bangkit melawan Belanda, namun pada tahun 1646 perlawanan rakyat itu dapat dihancurkan Belanda dan Tulukabessy dihukum 

gantung di Benteng Victoria pada tahun 1648.Situasi Eropa turut mempengaruhi keadaan tanah jajahan Belanda di Nusantara tidak terkecuali di kepulauan Maluku. Tahun 1795, Kerajaan Belanda ditaklukkan oleh Perancis dan pada tahun 1799 VOC di bubarkan. Pada tahun 1810, Kerajaan Belanda 

menjadi bagian dari Kerajaan Perancis. Kondisi ini sangat berpengaruh bagi kekuasaan Belanda di Kepulauan Maluku. Tahun 1810 kekuasaan Belanda di Maluku jatuh ke tangan Inggris. Inggris Menguasai Maluku sejak tahun 1811 - 1817Tahun 1814, sesuai Konvensi London, Inggris harus mengembalikan 

daerah – daerah jajahan yang direbutnya itu kepada Belanda. Tahun 1817, Belanda mulai mengatur kembali pemerintahannya di Maluku dan menyatukannya dalam satu government, yaitu Governement de Molukken.



Apa yang Anda ingat dari sejarah Maluku?  Tentunya sosok pahlawan perjuangan yang sejak sekolah dasar dikenal  kepada kita. Pahlawan tersebut adalah Thomas Matulessy yang kemudian  diberi gelar Kapiten Pattimura.

Padahal lebih dari itu, Maluku ternyata menyimpan sejarah sebagai provinsi tertua sejak kemerdekaan Republik Indonesia. Melimpahnya rempah-rempah di Maluku menjadi cikal-bakal perjalanan panjang sejarah penjajahan di Maluku.

Al-Mulk

Maluku dikenal kawasan Seribu Pulau,  mempunyai ragam sosial budaya dan kandungan alam melimpah ruah. Ditarik  dari sisi sejarah, kepulauan Maluku terdiri dari kerajaan-kerajaan  Islam yang menguasai pulau itu. Nama Maluku sendiri berasal dari kata  bahasa Arab Al-Mulk yang mempunyai makna tanah kerajaan. 


Rempah

Maluku  juga memiliki perjalanan sejarah panjang, seperti juga daerah lain,  yang tak bisa dilupakan begitu saja. Sejak dahulu kala, Maluku yang kaya  akan rempah ini dikenal di lintas internasional.

Abad ke-7 pelaut Cina Dinasti Tang, kerap mengunjungi Maluku mencari rempah-rempah. Mereka  merahasiakannya kayanya Maluku, agar tak ada bangsa lain yang datang.

Namun  pada abad ke-9 pedagang Arab akhirnya menemukan Maluku setelah  terombang-ambing mengarungi Samudra Hindia. Selanjutnya, pada abad ke-14  merupakan era perdagangan rempah Timur Tengah dan menjadi sumber masuknya agama Islam di Maluku melalui pelabuhan Aceh, Malaka, dan Gresik. 


Portugis

Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang menemukan Maluku. Tepatnya pada tahun 1512 membawa dua  armada di bawah pimpinan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau. Seperti  biasa, mereka melakukan kunjungan ke raja-raja dan mendapatkan izin  mendirikan benteng. Namun hubungan tidak lama.

Portugis melakukan sistem monopoli dan menyebarkan agama Kristen.  Sejarah mencatat, persahabatan Portugis dan kerajaan Ternate di Maluku  berakhir pada 1570 oleh perlawanan Sultan Babullah selama 5 tahun  tepatnya sejak tahun 1570 hingga 1575.

Portugis angkat kaki dari Ternate. Hal ini lansung dimanfaatkan oleh Belanda untuk masuk ke Maluku. Belanda semakin kuat karena adanya VOC. Belanda pun menjadi penguasa tunggal di kepulauan Maluku.

Pahlawan

Belanda mendapat tantangan keras dari rakyat Maluku karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan sesama masyarakat  memburuk. Di bawah pimpinan Thomas Matulessy yang kelak diberi nama  Kapitan Pattimura, rakyat Maluku bangkit mengangkat senjata.

Thomas tak lain adalah bekas sersan mayor tentara Inggris.  Meski kemenangan perjuangan awal kian menggelorakan pemuda-pemuda lain,  namun kelicikan Belanda pada akhirnya memprokporandakan para pejuang.  Pattimura pun dihukum mati. 


Jepang

Berkecamuknya perang pasifik pada 1941 mencatat kisah sejarah penjajahan di Indonesia. Gubernur Jenderal Belanda kala itu,  melalui radio menyatakan pemerintah Hindia Belanda berada dalam keadaan  perang dengan Jepang.

Sementara tentara Jepang tidak menemui banyak kesulitan saat merebut kepulauan di Indonesia. Mereka  masuk dari daerah utara melalui pulau Morotai sementara arah timur  melalui pulau Misool. Akhirnya, dalam waktu singkat seluruh wilayah Kepulauan Maluku dikuasai.