Mengunjungi Ambon di Provinsi Maluku, berarti Anda harus siap-siap menemui begitu banyak potensi alam dan kuliner khas
Nusantara. Paduan gugusan pulau dan hamparan laut luas dari perairan
timur Indonesia, membuat daerah berpenduduk sekitar 51.000 ribu jiwa itu
sering menjadi destinasi wisata turis domestik maupun mancanegara.
Salah
satu kuliner khas yang paling digemari di Kota Ambon adalah ikan asap
atau biasa disebut "Ikan Asar". Bukan hanya turis domestik yang menyukai
hidangan tradisional itu, puluhan wisatawan yang datang dari sejumlah
negara di Eropa, menjadi salah satu penikmat wisata kuliner ini.
"Ini adalah masakan asli nenek moyang kita. Banyak yang datang dari luar kota hingga orang Belanda mencari ikan ini untuk dibawa mereka pulang ke rumahnya," ujar Onia (51), saat ditemui Kompas.com di kawasan Galala, Ambon. Onia adalah salah satu pedagang ikan asap di Galala, yang sudah hampir 10 tahun menjual ikan asap.
Di kota Ambon, Anda tidak akan sulit mencari makanan favorit masyarakat setempat ini. Cukup berjalan ke kawasan Galala di Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Anda bisa melihat jejeran kios-kios pedagang yang menjajakan ikan asap dengan berbagai ukuran dan jenis.
Dari bentuknya, Anda akan melihat warna coklat kemerah-merahan dari pembakaran. Di tengahnya disisipi bambu untuk membelah badan ikan. Biasanya, jenis ikan yang dijual adalah ikan cakalang atau ikan tuna, yang merupakan hasil tangkapan para nelayan setempat.
Onia mengungkapkan, dalam sehari dirinya bisa mengasap sekitar 20 ekor ikan. Meski belum tentu habis dalam satu hari, ia tak khawatir. Sebab, ikan asap bisa bertahan hingga 5 hari setelah pengasapan. Bahkan, dapat mencapai satu minggu jika dimasukan ke dalam lemari pendingin.
"Setelah ikan ditangkap, lalu langsung diasap dari jam 5 sampai 8 pagi. Saat diasapi, kita olesi bumbu racikan dan minyak sayur agar bisa bertahan lama dan rasanya tetap enak meski disimpan di dalam lemari es," ujar Onia.
Ia membandrol harga ikan asap dengan harga mulai Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per ekor. Para pedagang ikan asap juga sudah menyiapkan sambal khusus agar makanan tersebut terasa lebih nikmat ketika disantap dengan nasi atau hidangan lainnya.
Sambal itu biasa disebut masyarakat setempat sebagai Colo-colo. Colo-colo terdiri dari rempah-rempah seperti bawang, cabai rawit, tomat, jeruk nipis, daun seledri, dan kecap manis.
"Ini adalah masakan asli nenek moyang kita. Banyak yang datang dari luar kota hingga orang Belanda mencari ikan ini untuk dibawa mereka pulang ke rumahnya," ujar Onia (51), saat ditemui Kompas.com di kawasan Galala, Ambon. Onia adalah salah satu pedagang ikan asap di Galala, yang sudah hampir 10 tahun menjual ikan asap.
Di kota Ambon, Anda tidak akan sulit mencari makanan favorit masyarakat setempat ini. Cukup berjalan ke kawasan Galala di Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Anda bisa melihat jejeran kios-kios pedagang yang menjajakan ikan asap dengan berbagai ukuran dan jenis.
Dari bentuknya, Anda akan melihat warna coklat kemerah-merahan dari pembakaran. Di tengahnya disisipi bambu untuk membelah badan ikan. Biasanya, jenis ikan yang dijual adalah ikan cakalang atau ikan tuna, yang merupakan hasil tangkapan para nelayan setempat.
Onia mengungkapkan, dalam sehari dirinya bisa mengasap sekitar 20 ekor ikan. Meski belum tentu habis dalam satu hari, ia tak khawatir. Sebab, ikan asap bisa bertahan hingga 5 hari setelah pengasapan. Bahkan, dapat mencapai satu minggu jika dimasukan ke dalam lemari pendingin.
"Setelah ikan ditangkap, lalu langsung diasap dari jam 5 sampai 8 pagi. Saat diasapi, kita olesi bumbu racikan dan minyak sayur agar bisa bertahan lama dan rasanya tetap enak meski disimpan di dalam lemari es," ujar Onia.
Ia membandrol harga ikan asap dengan harga mulai Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per ekor. Para pedagang ikan asap juga sudah menyiapkan sambal khusus agar makanan tersebut terasa lebih nikmat ketika disantap dengan nasi atau hidangan lainnya.
Sambal itu biasa disebut masyarakat setempat sebagai Colo-colo. Colo-colo terdiri dari rempah-rempah seperti bawang, cabai rawit, tomat, jeruk nipis, daun seledri, dan kecap manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar