Senin, 02 Desember 2013

Gayatri Menguasai 13 Bahasa


Gayatri Wailissa, seorang remaja putri kelahiran Ambon, Maluku, dari pasangan Deddy Darwis Wailissa dan Nurul Idawaty. Anak cerdas dan berbakat ini menunjukkan bahwa siapapun dapat maju. Seperti dirinya yang datang dari keluarga sederhana. Ayahnya hanyalah seorang pengrajin kaligrafi kaki lima sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga. Di usianya yang baru 16 tahun Gayatri telah mampu berkomunikasi dalam 13 bahasa asing. Segudang prestasi pun pernah dia raih, mulai dari level nasional hingga internasional.

Ketertarikan Gayatri dalam mempelajari berbagai bahasa bermula saat Ia sedang menonton kartun berbahasa Inggris saat berusia 10 tahun. Karena tidak mengerti apa yang diucapkan dalam kartun itu, Gayatri merasa penasaran dan tertarik untuk belajar bahasa Inggris. Menurut Gayatri, Ia tak pernah menempuh sebuah kursus untuk menguasai sebuah bahasa. Ia hanya belajar melalui buku, flm dan musik. Ia juga punya kebiasaan unik berbicara dalam bahasa asing di depan cermin guna memperlancar kemampuan berbahasanya. Hingga saat ini Gayatri telah menguasai 13 bahasa asing meliputi bahasa Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, India, Rusia dan Thailand.

Selain kemampuannya dalam bidang bahasa, Gayatri juga memiliki bakat dan prestasi dalam banyak bidang lain. Di waktu luangnya, Gayatri aktif diberbagi bidang diantaranya adalah instruktur teater, penyiar radio, penerjemah bahasa, dan bahkan menulis berbagai karya sastra. Ia juga pernah meraih medali perunggu dalam Olimpiade Sains Astronomi 2012. Tidak hanya itu Ia juga menjadi wakil Indonesia untuk Duta Anak tingkat ASEAN. Ia bahkan menjadi delegasi tunggal (anak) Indonesia yang mewakili Konferensi ASEAN tahun 2012 di Thailand dan delegasi tunggal (anak) Indonesia dalam konferensi ASIA-Pasifik tahun 2013 di Nepal. Di konferensi tersebut, Gayatri kerap mempresentasikan isu-isu dan solusi terkait permasalahan anak.

Ada pengalaman unik saat Gayatri mewakili Indonesia dalam Convention on the Right of the Child (CRC) atau Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN di Thailand. Dalam forum tersebut kebanyakan pesertanya hanya menggunakan bahasa asalnya saat berbicara. Melihat keadaan ini Gayatri lalu menwarkan diri untuk menjadi penerjemah bagi anak-anak yang lain. Berkat aksinya ini kemampuan Gayatri dalam berbahasa mendapat apresiasi dari peserta lain dan Ia mendapatkan gelar doktor.

Berkat kemampuannya berbahas asing dan berbagai prestasinya, Gayatri mendapat banyak tawaran beasiswa untuk belajar di luar negeri. Ia juga mendapatkan berbagai tawaran untuk bekerja di beberapa organisasi dunia termasuk PBB. Hanya saja sampai saat ini Ia belum memutuskan kemana Ia akan melanjutkan masa depannya. Yang jelas Ia berharap dimasa depan Ia akan bisa menjadi seseorang yang berguna bagi bangsa ini.

Ada sebuah petikan kata-kata Gayatri yang sangat berkesan bagi Saya “tidaklah penting siapa kita, yang terpenting adalah apa yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan apa yang mampu kita perbuat”. Saya berharap akan ada lebih banyak Gayatri-Gayatri lain yang terus bermunculan di negeri ini. Dan semoga generasi baru ini bisa membawa perubahan pada negara kita, Indonesia, menuju kearah yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar